Rabu, 24 Februari 2010

Makmum masbuk

Hee...lagi lebay banged...dalam semalem 2 kali mosting...pengen berchas-chis-chus waee...:p

Sudah ada judul, langsung aee...
Makmum masbuk yaitu makmum yang tidak mendapatkan waktu yang cukup membaca Al-Fatihah seluruhnya kecuali hanya takbiratul ihram atau mendapatkan imamnya lagi ruku’..

Padahal, menurut buku yang sudah pernah saya baca (lupa judulnya), setelah imam membaca surat al-fatihah, malaikat ikut mendoakan kita dengan cara meng-Amin-i. Nah, apabila kita bersamaan mengucapkan "Amin", maka itu adalah doa yang makbul (Wallahu'alam). Akan sangat "eman2" jika kita tidak mendapatkannya. Kita tahu bahwa surat al-fatihah adalah doa yang kereeennn banget...
Pilihan ada di tanganmu...

Mulailah membiasakan diri untuk menjadi makmum yang masih bisa membaca al-fatihah..
Ingat2 waktu sholat, kalau perlu di alarm dan bersegeralah mengambil air wudhu...

Hemmm...satu lagi konsekuensi jadi makmum masbuk terutama untuk sholat shubuh dan isyak...
Karena jadi makmum masbuk, setelah sholat kudu matiin kipas angin, lampu dan nutup pintu langgar....(heee....nek ini berlaku bagi sayyaa....^^)
Tapi masih ada untungnya jg lhoo...soalnya dibantuin bapak-bapak buat nutupin jendela nya...hee..(lagi):p

Mari sholat berjamaah dan tepat waktu....!!!

I.K.H.T.I.A.R

Mbak Z: AssaLamualaikum..
Bagaimana sharusx ikhtiar seorang wanita,dlm mencari jodohx??apa yg hrs di lakukan..
Trimaksh sblmx..

Mas A: ikhtiar seorang wanita sharusy slalu perbaiki diri & trus perbaiki diri kearah ridhatullah,krn tlah Allah tntukn jdoh kta

*Salah satu percakapan di wall grup yang baru aku ikuti,,*
Yup,hal itu yg sering jd pertanyaan bagi kaum hawa. Wanita hanya bisa menunggu untuk dilamar dan mengucapkan "ya" saat proses lamaran. Padahal Allah mengajarkan agar kita senantiasa berikhtiar baru kemudian bertawakal....
Sepakat dan setuju sekali dengan jawaban mas A,,, kita lihat firman Allah berikut:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)………”Q.S.:24:26

Kalo kita mengharapkan suami yang baik (sholeh), ya kita berusaha untuk memperbaiki diri dengan target menjadi wanita sholehah. Keep positive thinking ma Allah, Allah akan menepati janjiNya, kalo kita juga ada usaha (pastinya dengan doa juga).
Coba deh buka buku2 islam atau search di google tentang "wanita sholehah" mungkin bisa menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik. Niatkan lillahi ta'ala...

Hemmm...tau ndak sih mbak, disonoo,,,si calon suami kita jg lagi berusaha menjadi laki-laki sholeh lhhooo....(yang ini, cuma nebak-nebak aja siy...buat menyupport diri sendiri dan berpikir positive dan positive...heee...:p )

Selain itu, jaga silaturahmi dengan baik...
Kata pak kadir (tetangga saya), list semua temen2 mu dari jaman dulu waktu masih maen masak2an mpe temen2 sekarang yang udah bisa bikin tempe goreng beneran....heee...:p (artine jaman cilik mpe gedhe)...karena dengan menyambung tali silaturahmi akan banyak manfaat yang bisa didapat...(termasuk jodoh)

keyword nya: ikhtiar, pray, positive thinking, ikhlas...
Wallahu'alam bishowab....

"Kami hanya ingin menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu, maka jauhkanlah dan lindungilah kami dari segala tipu daya setan, Wahai Dzat yang menguasai qolbu". Amiiin...

Senin, 08 Februari 2010

MAPRO sembilanbelas...

Pagi ni seperti biasa ke kampus n standby di ruang bu nining, ngotak-atik kurva..hohoho...
dateng2 dah da partner ku, n disodorin jadwal profesi plus kalender akademisnya....
Ni dia nih:
Ujian masuk profesi: 1Februari 2010
Yudisium: 11 Februari 2010
KRS dan minat jurusan: 12-15 Februari 2010
Stadium general: 13 Februari 2010
Praktikum KIE: 14-21 Februari 2010
Kuliah reguler dan praktikum : 22 Februari-12 Juni 2010
Ujian tengah semester: 12-21 April 2010
Kuliah persiapan PBL Herbal: 22 April 2010
Minggu tenang: 14-19 Juni 2010
Ujian Akhir semester: 21-29 Juni 2010
Praktikum industri: 30 Juni- 6 Juli 2010
Responsi praktikum: 7-10 Juli 2010
Pembekalan PKPA dan pretes: 12-17 Juni 2010
KRS semester II: 20-24 Juli 2010
PKPA: agustus-desember 2010
Ujian komprehensif: Januari 2011
Penyumpahan apoteker: Februari 2011

Whuaaa....sempet syok, hhaa...ni hanya karena udah lama ngrasain jadi pengangguran selama 4bulan, n liat jdwl yg padet jd agak kaget (padahal wes biasa ky gitu...nggayane kumat :p )
woya, msh nambah lagi, tgl14-17 ada seminar, n wajibun datang!!hohoho...
ditengah ujian si mbak nikah, pas responsi melu ngurusi muktamar,whooo....??!!
Bismillahirrohmanirrohiim....
mulai detik ini, kudu lebih pinter menej waktu, lebih aktif, rajin baca2, lebih ngirit(soale kata temen, dikit2 nyungkil celengan, hehehee,,,)n slalu jaga kesehatan...
Semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttt!!!!!!!!!!
Welcome in new life, new spirit, n new smile....ha ha ha... :))

Februari 2011 new name---->>>> Istiqomah, S.Far, Apt ^__^

Selasa, 02 Februari 2010

Pribadi yang berprestasi??!! yuk yak yuukkk...

Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaannya, ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka. Tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat, dan haji. Begitupun jikalau kita berbicara tentang peninggalan Rasulullah SAW, maka tidak cukup hanya mengingat indahnya senyum beliau, tidak hanya sekedar mengenang keramah-tamahan dan kelemah-lembutan tutur katanya, tetapi harus kita lengkapi pula dengan bentuk pribadi lain dari Rasulullah, yaitu : beliau adalah orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi!

Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.

Ya, beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup dilakukannya. Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..." (QS. Al Ahzab [33] : 21)

Kalau ada yang bertanya, mengapa sekarang umat Islam belum ditakdirkan unggul dalam kaitan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini? Seandainya kita mau jujur dan sudi merenung, mungkin ada hal yang tertinggal di dalam menyuritauladani pribadi Nabi SAW. Yakni, kita belum terbiasa dengan kata prestasi. Kita masih terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerapkali terperangah manakala mendengar kata unggul. Padahal, itu merupakan bagian yang sangat penting dari peninggalan Rasulullah SAW yang diwariskan untuk umatnya hingga akhir zaman.

Akibat tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, kita pun jadinya tidak lagi merasa bersalah andaikata tidak tergolong menjadi orang yang berprestasi. Kita tidak merasa kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Lihat saja shalat dan shaum kita, yang merupakan amalan yang paling pokok dalam menjalankan syariat Islam. Kita jarang merasa kecewa andaikata shalat kita tidak khusyuk. Kita jarang merasa kecewa manakala bacaan kita kurang indah dan mengena. Kita pun jarang kecewa sekiranya shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita evaluasi mutunya.

Kita memang banyak melakukan hal-hal yang ada dalam aturan agama tetapi kadang-kadang tidak tergerak untuk meningkatkan mutunya atau minimal kecewa dengan mutu yang tidak baik. Tentu saja tidak semua dari kita yang memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. Akan tetapi, kalau berani jujur, mungkin kita termasuk salah satu diantara yang jarang mementingkan kualitas.

Padahal, adalah sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan ada dalam episode kehidupan dunia ini. Baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, Allah Azza wa Jalla selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan.

Misalnya saja shalat, "Qadaflahal mu’minuun. Alladziina hum fii shalaatihim" (QS. Al Mu’minuun [23] : 1-2). Amat sangat berbahagia serta beruntung bagi orang yang khusyuk dalam shalatnya. Artinya, shalat yang terpelihara mutunya, yang dilakukan oleh orang yang benar-benar menjaga kualitas shalatnya. Sebaliknya, "Fawailullilmushalliin. Alladziina hum’an shalatihim saahuun" (QS. Al Maa’uun [107] : 4-5). Kecelakaanlah bagi orang-orang yang lalai dalam shalatnya!

Amal baru diterima kalau benar-benar bermutu tinggi ikhlasnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. Al Bayyinah [98] : 5). Allah pun tidak memerintahkan kita, kecuali menyempurnakan amal-amal ini semata-mata karena Allah. Ada riya sedikit saja, pahala amalan kita pun tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Ini dalam urusan ukhrawi.

Demikian juga dalam urusan duniawi produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Para pemuda yang unggul juga bisa bermamfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tidak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya.

Pendek kata, siapapun yang ingin memahami Islam secara lebih cocok dengan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul, maka bagian yang harus menjadi pedoman hidup adalah bahwa kita harus tetap tergolong menjadi orang yang menikmati perbuatan dan karya terbaik, yang paling berkulitas. Prestasi dan keunggulan adalah bagian yang harus menjadi lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari.

Kita harus menikmati karya terbaik kita, ibadah terbaik kita, serta amalan terbaik yang harus kita tingkatkan. Tubuh memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia sementara hati memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama. Insya Allah, di dunia kita akan memperoleh tempat terbaik dan di akhirat pun mudah-mudahan mendapatkan tempat dan balasan terbaik pula.

Tubuh seratus persen bersimbah peluh berkuah keringat dalam memberikan upaya terbaik, otak seratus persen digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu dan paling mutakhir, dan hati pun seratus persen memberikan tawakal serta ikhlas terbaik, maka kita pun akan puas menjalani hidup yang singkat ini dengan perbuatan yang Insya Allah tertinggi dan bermutu. Inilah justru yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang shaleh sesudahnya.

Oleh sebab itu, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang pribadi muslim yang berprestasi, yang unggul dalam potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap diri hamba-hambanya. Kitalah sebenarnya yang paling berhak menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang ingkar, tidak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini!

Ingat, wahai hamba-hamba Allah, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ...!’ (QS. Ali Imran [3] : 110).